
Anak yang penurut sering kali dianggap sebagai anak yang ideal. Mereka cenderung mendengarkan orang tua, mengikuti aturan, dan jarang membuat masalah. Namun, ketaatan yang berlebihan bisa memiliki dampak negatif yang signifikan pada perkembangan anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak negatif dari ketaatan yang berlebihan, mengapa hal ini bisa terjadi, serta cara orang tua dapat mendukung anak untuk tumbuh menjadi individu yang mandiri dan percaya diri.
Mengapa anak menjadi terlalu penurut?
- Pola asuh yang otoriter: Pola asuh yang sangat ketat dan menuntut kepatuhan tanpa ruang untuk diskusi dapat membuat anak merasa harus selalu menuruti perintah.
- Rasa takut akan hukuman: Anak-anak yang takut akan hukuman atau konsekuensi negatif mungkin memilih untuk selalu menuruti perintah untuk menghindari masalah.
- Keinginan untuk menyenangkan orang tua: Beberapa anak merasa bahwa mereka harus selalu menyenangkan orang tua atau pengasuh mereka, sehingga mereka cenderung menjadi penurut.
- Kurangnya kesempatan untuk mandiri: Anak-anak yang tidak diberi kesempatan untuk membuat keputusan sendiri mungkin tidak belajar bagaimana menjadi mandiri dan asertif.
Dampak negatif anak penurut
1. Kurangnya kemandirian
Anak-anak yang terlalu penurut sering kali kurang memiliki kesempatan untuk belajar mandiri. Mereka cenderung bergantung pada orang lain untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Kurangnya kemandirian ini bisa berdampak negatif pada perkembangan mereka.
Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam membuat keputusan sendiri karena mereka terbiasa mengikuti arahan orang lain. Mereka dapat menjadi sangat bergantung pada orang tua atau pengasuh, yang bisa menghambat kemampuan mereka untuk menjadi mandiri di masa depan.
2. Keterbatasan keterampilan sosial
Ketaatan yang berlebihan dapat membatasi perkembangan keterampilan sosial anak. Anak-anak yang terlalu penurut mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa lainnya. Mereka menjadi takut atau tidak nyaman untuk menyuarakan pendapat atau keinginan mereka.
3. Rendahnya rasa percaya diri
Anak-anak yang terlalu penurut sering kali memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mungkin merasa bahwa pendapat dan keinginan mereka tidak penting.
Hal ini bisa berdampak pada anak merasa tidak berharga atau tidak penting karena mereka selalu menuruti perintah orang lain tanpa memperhatikan keinginan mereka sendiri. Mereka juga tidak memiliki inisiatif untuk mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko karena takut akan kegagalan atau ketidaksetujuan.
4. Resiko manipulasi dan penindasan
Anak-anak yang terlalu penurut bisa menjadi target manipulasi dan penindasan. Karena mereka cenderung menuruti perintah tanpa banyak pertanyaan. Mereka menjadi lebih rentan terhadap anak-anak lain atau bahkan orang dewasa yang melihat mereka sebagai target yang mudah untuk ditindas atau dieksploitasi.
5. Kesulitan menghadapi konflik
Anak-anak yang terlalu penurut mungkin kesulitan dalam menghadapi konflik. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan ketidaksetujuan atau membela diri mereka sendiri. Hal ini bisa menyebabkan anak-anak cenderung menghindari konflik sama sekali, yang bisa membuat mereka tidak mampu menyelesaikan masalah dengan efektif. Yang pada akhirnya mereka memendam perasaan negatif karena takut mengekspresikannya, yang bisa berdampak pada kesehatan emosional mereka.

Cara mengatasi dampak negatif anak penurut
1. Memberikan ruang untuk mandiri
Berikan anak kesempatan untuk membuat keputusan sendiri, mulai dari hal-hal kecil seperti memilih pakaian atau makanan. Dukung anak dalam mencoba hal-hal baru dan biarkan mereka belajar dari pengalaman mereka sendiri, baik itu sukses maupun gagal.
2. Mendorong asertivitas
Ajarkan anak cara menyuarakan pendapat mereka dengan sopan dan tegas. Latih mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Tunjukkan bagaimana cara menjadi asertif melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka.
3. Meningkatkan rasa percaya diri
Pujilah anak untuk usaha dan prestasi mereka, bukan hanya hasil akhirnya. Ini akan membantu mereka merasa dihargai dan percaya diri. Berikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka dan biarkan mereka menyelesaikan tugas-tugas tersebut sendiri.
4. Ajarkan cara menghadapi konflik
Ajarkan anak cara menghadapi dan menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif. Berikan mereka alat untuk menegosiasikan solusi yang adil. Ajarkan anak untuk mengenali dan mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat. Ini akan membantu mereka merasa lebih nyaman dalam menghadapi konflik.
5. Memberikan dukungan emosional
Luangkan waktu untuk mendengarkan anak dan tunjukkan bahwa Anda menghargai perasaan dan pendapat mereka. Tunjukkan empati terhadap perasaan anak dan bantu mereka memahami bahwa semua perasaan itu valid dan penting.
Anak yang penurut mungkin tampak seperti anak yang ideal, tetapi ketaatan yang berlebihan bisa berdampak negatif pada perkembangan mereka. Kurangnya kemandirian, keterampilan sosial yang terbatas, rendahnya rasa percaya diri, risiko manipulasi dan penindasan, serta kesulitan menghadapi konflik adalah beberapa dampak negatif yang perlu diwaspadai.
Orang tua dapat membantu anak-anak mereka menjadi lebih mandiri dan percaya diri dengan memberikan ruang untuk mandiri, mendorong asertivitas, meningkatkan rasa percaya diri, mengajarkan cara menghadapi konflik, dan memberikan dukungan emosional yang konsisten.